Hukum Maluku 

Warga Binaan Lapas Saparua Awali Pagi dengan Pembibitan dan Perawatan Biopori

Saparua, indonesiatimur.co – Kanwil Ditjenpas Maluku, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Saparua mengawali aktivitas pagi dengan kegiatan pembibitan dan perawatan biopori yang dilaksanakan oleh warga binaan tamping kebun. Kegiatan yang berlangsung di area pertanian Lapas Saparua ini menjadi bagian dari program pembinaan kemandirian yang berfokus pada pengembangan pertanian ramah lingkungan dan pengelolaan sampah organik. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa (11/11/2025).

Warga binaan melakukan penaburan bibit tambahan dan penyiraman bibit awal sawi putih di bedeng khusus yang telah disiapkan. Media tanam yang digunakan berasal dari kompos hasil olahan campuran kotoran sapi, tanah hitam, dan ampas kayu yang diolah secara mandiri di lingkungan lapas. Bibit sawi putih tersebut disiram secara merata untuk menjaga kelembapan tanah agar tumbuh sehat dan seragam. Seluruh kegiatan dilaksanakan di bawah pemantauan petugas pengamanan guna memastikan ketertiban dan kelancaran proses pembibitan.

Setelah penyiraman bibit sawi putih, warga binaan melanjutkan kegiatan dengan menyiram lubang biopori menggunakan cairan biowash. Penyiraman ini bertujuan mempercepat proses pembusukan sampah organik yang sebelumnya dimasukkan ke dalam lubang biopori, seperti sisa sayuran dan daun kering. Saat ini, proses penguraian masih berlangsung dan membutuhkan waktu agar bahan organik benar-benar terurai menjadi tanah gembur yang dapat digunakan kembali sebagai pupuk alami. Kegiatan ini menjadi bagian dari kesinambungan antara pembibitan dan pengelolaan biopori, di mana hasil penguraian nantinya akan dimanfaatkan untuk memperkaya media tanam pada pembibitan berikutnya.

Kepala Lapas Saparua, Pramuaji Buamonabot, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata pembinaan berkelanjutan yang menanamkan nilai tanggung jawab dan kepedulian lingkungan kepada warga binaan.
“Melalui kegiatan seperti ini, warga binaan belajar bekerja sama dan memanfaatkan potensi lingkungan secara positif,” ujarnya.
Ia berharap kegiatan tersebut terus berjalan konsisten dan memberikan manfaat bagi lapas serta warga binaan.

Sementara itu, Kepala Sub Seksi Pembinaan, Ellen D. Anakota, menuturkan bahwa pihaknya akan berupaya mencari bibit unggul yang memiliki masa panen lebih cepat agar proses pembelajaran dan hasil panen lebih efektif.
“Kami sedang mengupayakan penggunaan bibit unggul yang lebih cepat dipanen, sehingga siklus tanam dan belajar warga binaan bisa lebih efisien,” ucapnya.
Ia menambahkan, integrasi antara pembibitan dan pengelolaan biopori diharapkan dapat menciptakan sistem pertanian berkelanjutan yang menjadi ciri khas Lapas Saparua dalam pembinaan kemandirian warga binaan.

Program pertanian Lapas Saparua sendiri bertujuan untuk mengintegrasikan kegiatan pembibitan dengan pengelolaan biopori secara berkesinambungan, guna menciptakan sistem pertanian berkelanjutan yang menjadi ciri khas Lapas Saparua dalam mendukung pembinaan kemandirian warga binaan. (it-02)

Bagikan artikel ini

Related posts

Komentar anda:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.